Aku pernah memendam perasaanku rapat rapat, tapi ku tak sesuci bunda Aisyah. Aku pernah mengutarakan perasaanku dengan lantang, namun kusadari aku bukan Bunda Khadijah, semalam aku sadari mungkin Allah sedang cemburu, memintaku untuk menjadi seperti Bunda Zulaikha, mencari cintaNya Allah terlebih dahulu, biarkan kehendakNya yang berjalan, aku berserah
Berbincang
Aku masih ingin berbincang denganmu, menertawakan hal konyol atau sekedar bercerita tentang apapun hari ini. Namun, sepertinya memang aku diabaikan lagi, ada batasan yang sengaja kau buat, aku tak paham itu apa. Entah mungkin kau yang abaikan rasa atau aku yang masih belum selesai dalam rasaku padamu. Bodoh ya aku, yuk mundur, jangan jadi cahaya untuk orang yang senang akan temaram. Bukan si sempurna yang kau dambakan
Mulailah perlahan
Mulailah perlahan, tidak ada yg mudah perihal merelakan, melepaskan alih-alih mengikhlaskan meskipun itu sangat mudah diucapkan. Mulailah perlahan, sedikit demi sedikit berdamai, bahwa ini merupakan skenario terbaik milikNya. Mulailah perlahan, menata hati, memberikan ruang untuk menerima semua kenyataan. Mulailah perlahan, tak perlu tergesa-gesa, seperti halnya dulu kau mulai perlahan mencintainya.
Pertengahan Juli, 2021
Ikhlas paling serius
Tugasku sudah selesai, salam untuk perempuanmu lewat suratku tempo hari, aku akan menepati janjiku, untuk pergi setelah dia hadir 🙂
Rindu
Perihal rindu yang selalu menyapa, entah mengapa ada gundah resah yang makin malam makin menjadi. Namun serindu apapun aku padanya, aku hanya bisa menahan, tanpa bisa mengungkapkan. Mengadu pada Sang Pemilik Hati menyapanya dalam doa, semoga kamu selalu dalam penjagaanNya
Jogja, menjelang pertengahan bulan Juni 2021
Istimewa
Mas, disini kota yang mendapat julukan kota istimewa, rasanya hatiku ditikam rindu begitu keras, membayangkan bercanda, saling bergandeng tangan sambil menikmati suasana Jogja berdua berbincang tentang apapun. Sungguh setelah berjumpaan tanpa sengaja hari itu, aku begitu larut dalam hati yang kian tentram dan damai ketika namamu muncul dalam relung, menyerahkan semua pada semesta, semoga yang Maha Memiliki Langit atas KuasaNya berbaik hati menyatukan kita dalam ikatan cinta yang diberkahi.
Jogja, awal Juni 2021
Nitip yaa ya Allah
Ya allah, aku nitip satu nama. Semoga kau menjaga dalam setiap langkah kakinya, jangan biarkan dia dalam keburukan. Sejujurnya aku ingin sekali memeluknya, menggenggam tangannya saat dunianya sedang tidak baik-baik saja, menemaninya dalam setiap saat, namun bisa apa aku ? Aku hanya bisa nitip yaa ya allah, jaga dia. Dia adalah orang yang kusemogakan dalam aamiin paling seriusku
Jember, penghujung Mei 2021
Pasti suka
Sekarang ada kebiasaan baru tiap mengunjungi tempat baru, kota baru menyebutkan nama seseorang sambil tersenyum, dia pasti suka tempat ini. Saat mencicipi kulinernya, dia pasti suka makanan ini, nanti kita kesini lagi yaa cobain makanan ini. Nanti kita cerita tentang hari ini yaa
Nama
Perjalanan ke timur selalu mendebarkan bagiku. Kali ini diawali cerita seorang anak kecil yg sedari tadi mendekat, ku tanya namanya siapa adek ganteng? Setelah dia menyebutkan nama, hatiku bergetar hebat, demi melihat binar bening bola matanya.
Takdir yang Kusemogakan
Hati yg selalu riuh antara berdoa tentangmu atau berserah diri, menjadi pelik yg bising. Namun mulai dari sekarang, setelah kudapati dirimu sudah berdamai, memang sudah selayaknya aku juga berserah. Namamu masih menjadi takdir yang kusemogakan, namun sekarang mari kita sama-sama merendah dan rahmat-Nya yang menuntun sebuah takdir terbaik bersama doa-doa kita.